Senin, 28 Januari 2013

Budidaya Tanaman Buncis


Budidaya Tanaman Buncis
1. Sejarah Singkat Kacang buncis (Phaseolus vulgaris .L.) berasal dari Amerika, sedangkan kacang buncis tipe tegak (kidney-bean) atau kacang jago adalah tanaman asli lembah Tahuaacan-Meksiko. Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia. Pembudidayaan tanaman buncis di Indonesia telah meluas. Tahun 1961-1967 luas areal penanaman buncis di Indonesia sekitar 3.200 hektar, tahun 1969-1970 seluas 20.000 hektar dan tahun 1991 mencapai 79.254 hektar dengan produksi 168.829 ton. Daerah yang sejak lama menjadi sentra pertanaman buncis antara lain Kotabatu (Bogor), Pengalengan dan Lembang (Bandung) dan Cipanas (Cianjur).
 2. Taksonomi Tanaman -
 Kingdom : Plantae (tumbuhan) -
 Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh) -
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji) -
 Divisio : Magnoliophyta (berbunga) -
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) -
Sub-kelas : Rosidae -
Ordo : Fabales -
Familia : Fabaceae (suku polong-polongan) -
Genus : Phaseolus -
Spesies : Phaseolus radiatus L.
3. Manfaat Tanaman -
 Buncis merupakan sumber protein nabati yang sangat penting dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan C, -
 Khasiat buncis adalah mampu melancarkan sistem pencernaan, -
 Mencegah konstipasi,

 Menstimulasi sistem kekebalan tubuh secara
alami, -

 Menetralkan gula darah, - Mengobati tukak lambung, - Mencegah kanker usus besar dan mampu memperkecil resiko terkena kanker ganas. 4. Syarat Tumbuh Iklim - Tanah yang cocok bagi tanaman buncis adalah iklim basah sampai kering dengan ketinggian yang bervariasi. - Tanaman buncis tidak membutuhkan curah hujan yang khusus, hanya ditanam di daerah dengan curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun. - Umumnya tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang banyak (sekitar 400-800 feetcandles) dan tanaman buncis tidak memerlukan naungan. - Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buncis adalah 20-25˚C. Pada suhu < style="font-weight: bold;">Media Tanam - Jenis tanah yang cocok untuk tanaman buncis adalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik - Sifat-sifat tanah yang baik untuk buncis: gembur, remah, subur dan keasaman (pH) 5,5-6. Sedangkan yang ditanam pada tanah pH < style="font-weight: bold;">Ketinggian Tempat - Tanaman buncis tumbuh baik di dataran tinggi, pada ketinggian 300-600 m dpl. - Yang paling baik untuk bertanam kacang buncis adalah Daerah dengan ketinggian > 1.000 m dpl adalah.. - Beberapa varietas buncis tipe tegak seperti Monel, Richgreen, Spurt, FLO, Strike dan Farmers Early dapat ditanam di dataran rendah pada ketinggian antara 200-300 m dpl. 5. Budidaya Buncis Pembibitan - Benih yang digunakan harus benar-benar benih yang baik (berasal dari pohon induk yang baik, mempunyai daya tumbuh minimal 80-85%, bentuknya utuh, bernas, warna mengkilat, tidak bernoda coklat terutama pada mata bijinya, bebas dari hama dan penyakit, seragam, tidak tercampur dengan varietas lain, serta bersih dari kotoran). - Tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan. Pengolahan Media Tanam - Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul / dibajak hingga tanah menjadi gembur. - Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm - Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm - Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2(10 botol/ha). Teknik Penanaman - Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm. - Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai - Benih direndam POC NASA dosis 2 tutup/liter selama 0,5 jam lalu tiriskan - Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur Penyulaman Sejak benih buncis ditanam, maka 3-5 hari kemudian sudah tumbuh ke permukaan tanah. Benih yang tidak tumbuh segera diganti (disulam) dengan benih yang baru. Penyulaman ini jangan melebihi umur 15 hari setelah tanam, karena akan menyulitkan pemeliharaan tanaman selanjutnya. Penyulaman tanaman buncis hampir sama dengan tanaman kacang panjang. Penyulaman dilakukan apabila yang perlu disulam sekitar 10-25 %. Namun apabila sudah mencapai 40-50 % maka tanaman perlu diganti seluruhnya. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored. Pengguludan Pengguludan adalah membuat tanaman itu sedikit ditinggikan dari tanah dasarnya. Peninggian guludan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur kurang lebih 20 dan 40 hari yana sebaiknya dilakukan pada saat musim hujan. Tujuan dari pengguludan adalah utnuk memperbanyak akar, menguatkan tumbuhnya, dan memelihara struktur tanah. Pemasangan Ajir Pelaksanaan pemasangan turus dapat dilakukan bersamaan dengan peninggian guludan yang pertama. Untuk tanaman buncis yang merupakan tipe tanaman merambat maka perlu diberikan turus atau rambatan supaya pertumbuhan lebih baik. Biasanya turus atau lanjaran dibuat dari bambu dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 4 cm. Turus tersebut ditancapkan di dekat tanaman. Setiap dua batang turus yang berhadapan diikat menjadi satu pada bagian ujungnya, sehingga akan tampak lebih kokoh. Pemangkasan / Perempelan Pemangkasan dimaksudkan untuk memperbanyak ranting sehingga akan diperoleh buah yang banyak. Pemangkasan dilakukan bila tanaman berumur 2 minggu dan 5 minggu. Pemangkasan jug dimaksudkan utuk mengurangi kelembaban di dalam tanaman sehingga dapat menghambat perkembangan hama penyakit. Dan pucuk-pucuk tanaman yang baru dipangkas juga dapat digunakan sebagai sayuran. Pemupukan Dosis pupuk makro sebagai berikut: Waktu Urea (kg) SP – 36 ( kg ) KCl ( kg) Dasar 50 75 25 Umur 45 hari 50 25 75 Total 100 100 100 Pengairan Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan Rutin tiap hari.Pengairan berikutnya tergantung musim. Yang perlu diperhatikan mengenai pengairan pada tanaman : - Air yang digunakan untuk penyiraman sebaiknya tidak mengandung bahan-bahan busuk yang dapat mengakibatkan kekurangan zat asam di dalam tanah yang sangat merugikan bagi tanaman. - Penyiraman sebaiknya dilakukan tidak dengan sembarangan karena hal ini dapat memadatkan tanah. - Penyiraman sebaiknya dilakukan secara menyeluruh, artinya mengenai semua bagian tanaman. - Alat penyiram yang digunakan sebaiknya menggunakan alat khusus misalnya gembor, dimana mulutnya bisa diganti dengan lubang yang halus, sedang, dan kasar. Gembor bermulut halus untuk menyiram tanaman yang masih kecil atau baru tumbuh sedangkan gembor bermulut sedang atau besar digunakan untuk menyiram tanaman yang sudah cukup dewasa. 6. Hama dan Penyakit Tanaman Hama - Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon) Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan PESTONA. - Kutu daun (Aphis cracivora Koch) Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan Natural BVR - Ulat grayak (Spodoptera litura F.) Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak, Semprot Natural VITURA - Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L) Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji. - Ulat bunga ( Maruca testualis) Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan PESTONA Penyakit - Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV). Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. - Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.) Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk "sapu". Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaic. - Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum ) Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati dan gunakan Natural GLIO pada awal tanam. - Penyakit antraknosa Penyebab: cendawan Colletotrichum lindemuthianum, termasuk dalam famili Melanconiaccae.. Gejala: terdapat bercak-bercak kecil berwarna coklat karat pada polong buncis muda, bercak hitam atau coklat tua di bagian batang tanaman tua. Pengendalian: memakai benih yang benar-benar bebas dari penyakit,pergiliran tanaman, maksudnya untuk memotong siklus hidup cendawan tersebut. Pergiliran tersebut dapat dengan tanaman lobak, wortel atau kol bunga, penyemprotan pestisida organik. - Penyakit embun tepung Penyebab: cendawan Erysiphe polygoni, yang termasuk dalam famili Erysiphaceae. Gejala: daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan (seperti beludru). Pengendalian: bagian-bagian yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau dibakar,dapat juga disemprot dengan pstisida organik. Atau dapat juga dilakukan penghembusasn dengan tepung belerang. 7. Panen Pemanenan dapat dilakukan saat tanaman berumur 2 bulan dan polong Ciri-cirinya yaitu: - Warna polong agak muda dan suram. - Permukaan kulitnya agak kasar. - Biji dalam polong belum menonjol. - Bila polong dipatahkan akan menimbulkan bunyi letup. Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu setiap 2-3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh polonh yang seragam dalam tingkat kemasakkannya. Pemetikan dihentikan pada saat tanaman berumur lebih dari 80 hari, atau kira-kira sejumlah 7 kali panen.Bila dalam pelaksanaan budidaya tanaman buncis sudah baik, artinya sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas maka produksi perhektar dapat mencapai 150 kuintal polong segar. 8. Pasca Panen - Sortasi (kegiatan-kegiatan membuang atau memisahkan hasil berdasarkan kualitas dan mengadakan klarifikasinya). Proses sortasi ini biasanya dilakukan ditempat-tempat pengumpulan yang diletakkan tidak jauh dari lahan pertanian. - Penyimpanan sebelum buncis dipasarkan. Mengingat sifat buncis tidak tahan lama tersebut maka diperlukan penyimpanan khusus bila buncis tidak langsung dikonsumsi. Cara penyimpanan yang biasa dilakukan adalah sistem refrigarasi (pendinginan), dengan suhu 0-4,4 derajat C dan kelembaban 85-90%. Pada keadaan yang demikian, maka umur kesegaran buncis bisa mencapai 2-4 minggu. - Pengepakkan buncis dilakukan dengan menggunakan karung goni. Untuk pengiriman jarak jauh ke luar negri lebih baik menggunakan peti kayu, ukuran dan bentuknya sebaiknya seragam supaya kelihatan rapi. Hal yang harus diperhatikan dalam membuat alat mengepak yaitu harus mempunyai lubang angin untuk memungkinkan pergantian udara di dalam pengepak dan mudah diangkut oleh satu orang. - Setelah dilakukan pengepakan, maka jangan lupa menuliskan nama pengusaha, nama komoditi, serta keterangan lain yang dibutuhkan pada alat pengepak. Dengan pengepakan yang baik, banyak keuntungan yang diperoleh, antara lain dalam pengangkutan, komoditi akan terlindung dari kerusakan fisik, mudah dalam penghitungannya dan mudah dalam penyusunan baik di dalam alat pengangkut maupun di dalam gudang penyimpanan. BUNCIS ( Phaseolus vulgaris L. ) I. UMUM 1.1. Sejarah Singkat Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris L.) berasal dari Amerika, sedangkan kacang buncis tipe tegak (kidney bean) atau kacang jogo adalah tanaman asli lembah Tahuacan-Meksiko. Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia. Pembudidayaan tanaman buncis di Indonesia telah meluas ke berbagai daerah. Tahun 1961-1967 luas areal penanaman buncis di Indonesia sekitar 3.200 hektar, tahun 1969-1970 seluas 20.000 hektar dan tahun 1991 mencapai 79.254 hektar dengan produksi 168.829 ton. 1.2. Sentra Penanaman Daerah yang sejak lama menjadi sentra pertanaman buncis antara lain Kotabatu (Bogor), Pengalengan dan Lembang (Bandung) dan Cipanas (Cianjur). Sedangkan pusat terbesar pertanaman kacang ijo anatara lain daerah Garut (Jawa Barat). 1.3. Jenis Tanaman Taksonomi tanaman buncis diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plant Kingdom Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiosspermae Kelas : Dicotyledonae Sub kelas : Calyciflorae Ordo : Rosales (Leguminales) Famili : Leguminosae (Papilionaceae) Sub famili : Papilionoideae Genus : Phaseolus Spesies : Phaseolus vulgaris L. Kacang buncis dan kacang jogo mempunyai nama ilmiah sama yaitu Phaseolus vulgaris L., yang berbeda adalah tipe pertumbuhan dan kebiasaan panennya. Kacang buncis tumbuh merambat (pole beans) dan dipanen polong mudanya, sedangkan kacang jogo (kacang merah) merupakan kacang buncis jenis tegak (tidak merambat) umumnya dipanen polong tua atau bijinya saja, sehingga disebut Bush bean. Nama umum kacang buncis di pasaran internasional disebut Snap beans atau French beans, kacang jogo dinamakan Kidney beans. 1.4. Manfaat Tanaman Peningkatan produksi buncis mempunyai arti penting dalam menunjang peningkatan gizi masyarakat, sekaligus berdaya guna bagi usaha mempertahankan kesuburan dan produktivitas tanah. Kacang buncis merupakan salah satu sumber protein nabati yang murah dan mudah dikembangkan. Kacang jogo/kacang merah yang dikonsumsi bijinya, mengandung protein 21-27%, sehingga menu makanan yang terdiri atas campuran nasi dan kacang jogo (90%+10%) merupakan komposisi makanan yang mencukupi karbohidrat dan protein tubuh. II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim a. Tanah yang cocok bagi tanaman buncis ternyata banyak terdapat di daerah yang mempunyai iklim basah sampai kering dengan ketinggian yang bervariasi. b. Pada umumnya tanaman buncis tidak membutuhkan curah hujan yang khusus, hanya ditanam di daerah dengan curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun. c. Umumnya tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang banyak atau sekitar 400-800 feetcandles. Dengan diperlukan cahaya dalam jumlah banyak, berarti tanaman buncis tidak memerlukan naungan. d. Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buncis adalah 20-25 derajat C. Pada suhu < 20 derajat C, proses fotosintesis terganggu, sehingga pertumbuhan terhambat, jumlah polong menjadi sedikit. Pada suhu ³ 25 derajat C banyak polong hampa (sebab proses pernafasan lebih besar dari pada proses fotosintesis), sehingga energi yang dihasilkan lebih banyak untuk pernapasan dari pada untuk pengisian polong. e. Kelembaban udara yang diperlukan tanaman buncis ± 55% (sedang). Perkiraan dari kondisi tersebut dapat dilihat bila pertanaman sangat rimbun, dapat dipastikan kelembapannya cukup tinggi. 2.2. Media Tanam a. Jenis tanah yang cocok untuk tanaman buncis adalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol hanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai iklim sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun, berwarna hitam, bahan organiknya tinggi, berstektur lempung hingga debu, remah, gembur dan permeabilitasnya sedang. Tanah regosol berwarna kelabu, coklat dan kuning, berstektur pasir sampai berbutir tunggal dan permeabel. b. Sifat-sifat tanah yang baik untuk buncis: gembur, remah, subur dan keasaman (pH) 5,5-6. Sedangkan yang ditanam pada tanah pH < 5,5 akan terganggu pertumbuhannya (pada pH rendah terjadi gangguan penyerapan unsur hara). Beberapa unsur hara yang dapat menjadi racun bagi tanaman antara lain: aluminium, besi dan mangan. 2.3. Ketinggian Tempat Tanaman buncis tumbuh baik di dataran tinggi, pada ketinggian 1000-1500 m dpl. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk ditanam pada daerah dengan ketinggian antara 300-600 meter. Dewasa ini banyak dilakukan penelitian mengenai penanaman buncis tegak di dataran rendah ketinggian: 200-300 m dpl., dan ternyata hasilnya memuaskan. Beberapa varietas buncis tipe tegak seperti Monel, Richgreen, Spurt, FLO, Strike dan Farmers Early dapat ditanam di dataran rendah pada ketinggian antara 200-300 m dpl. III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 3.1. Pembibitan 3.1.1. Persyaratan Benih/Bibit Apabila akan mengusahakan suatu usaha pertanaman, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah pemilihan benih. Benih yang digunakan harus benar-benar benih yang baik. Benih yang baik berasal dari pohon induk yang baik. Benih yang baik harus mempunyai persyaratan tertentu yakni: mempunyai daya tumbuh minimal 80-85%, bentuknya utuh, bernas, warna mengkilat, tidak bernoda coklat terutama pada mata bijinya, bebas dari hama dan penyakit, seragam, tidak tercampur dengan varietas lain, serta bersih dari kotoran. Benih yang baik mempunyai daya tumbuh yang tinggi, dapat disimpan lama, tahan terhadap serangan hamadan penyakit, tumbuhnya cepat dan merata, serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi tinggi. 3.1.2. Penyiapan Benih Memilih benih yang baik agak sulit. Karena itu disarankan untuk membeli benih yang bersertifikat. Benih ini telah diuji coba oleh balai pengujian benih, sehingga dijamin kualitasnya. Benih bersertifikat telah banyak dijual ditoko-toko sarana pertanian. Benih buncis yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu, tetapi kadang-kadang benih yang dibeli jumlahnya melebihi yang dibutuhkan. Sehingga, masalahnya sekarang adalah bagaimana menyimpan kelebihan benih itu. Cara menympannya dengan memberi suhu 18-20 derajat C dengan kelembaban relatif 50-60 %. Kandungan air benih juga sangat menentukan terhadap keawetan simpan benih. Kandungan yang baik untuk menyimpan benih sekitar 14%. Bila persyaratan diatas terpenuhi maka daya simpan benih buncis dapat mencapai 3 tahun. 3.2. Pengolahan Media Tanam 3.2.1. Pembukaan Lahan Pengolahan lahan adalah semua pekerjaan yang ditujukan pada tanah untuk menciptakan media tanam yang ideal, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pembersihan rumput-rumputan, penggemburan tanah, dan pembuatan parit-parit drainase adalah termasuk pengolahan tanah. Pembersihan rumput-rumputan (gulma) bermaksud agar tidak terjadi persaingan makanan dengan tanaman pokoknya. Cara membersihkannya dapat secara manual, yaitu dengan jalan mencabut gulma dengan tangan, cangkul, cetok atau traktor (bila lahannya luas). Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan pestisida organik, yaitu dengan bantuan bakteri EM yang berasal dari pupuk cair organik. Setelah bersih dari gulma pekerjaan selanjutnya adalah membajak tanah. Tanah dibajak dan dicangkul 1-2 kali sedalam 20-30 cm. Untuk tanah-tanah berat pencangkulan dilakukan dua kali dengan jangka waktu 2-3 minggu, untuk tanah-tanah ringan pencangkulan cukup dilakukan sekali saja. 3.2.2. Pembuatan Bedengan Selanjutnya untuk memudahkan pekerjaan pemeliharaan dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 1 meter dan tinggi 20 cm. Jarak antar bedengan 40-50 cm, selain sebagai jalan juga untuk saluran pembuangan air (drainase). Untuk areal yang tidak begitu luas, mislnya tanah pekarangan, tidak dibuat bedengan tetapi menggunakan guludan tanah selebar 20 cm, panjang 5 meter, tinggi 10-15 cm dan jarak antar guludan 70 cm. 3.2.3. Pengapuran Umumnya tanah di Indonesia bersifat asam (pH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar